Jenazah Ilustrasi |
Jenazah Sheila Abdus-Salaam, seorang hakim asosiasi berusia 65 tahun yang bertugas di pengadilan tertinggi New York, ditemukan mengambang di sisi barat sungai Manhattan, Rabu (12/4), lalu. Sayangnya, pemeriksaan eksternal tidak temukan tanda-tanda trauma dan indikasi penyebab kematiannya.
"Kami masih memiliki jalan yang panjang," kata Robert Boyce Kepala Detektif Polisi New York, seperti dilansir Reuters, Jumat (14/4).
Abdus-Salaam sendiri terpilih sebagai hakim New York pada 1991. Penduduk asli Washington DC itu merupakan wanita Afrika-Amerika pertama yang bertugas di Pengadilan Banding negara bagian, yang ditunjuk oleh Gubernur Demokrat Andrew Cuomo pada 2013, lalu.
Selama 25 tahun lebih berkarir, Abdus-Salaam dikenal sering membela orang-orang miskin yang rentan teraniaya mereka yang berkuasa. Hal itu turut diungkapkan Jaksa Wilayah di Manhattan, Cyrus Vance, yang pernah mengajukan sejumlah kasus ke Abdus-Salaam. "Dia hidup sesuai reputasinya yang cerdas, berprinsip dan sangat adil," ujar Vance.
Ia menerangkan, polisi sedang menyusun kegiatan Abdus-Salaam pada Selasa pagi, ketika korban berhubungan dengan seseorang. Sedangkan, akhir pekan ini, Abdus-Salaam menghabiskan waktu di New Jersey bersama suaminya, yang mendengar kabar terakhir istrinya pada Senin malam.
Pada Selasa pagi, Abdus-Salaam berbicara dengan asistennya yang tampaknya merupakan kontak terakhir. Polisi telah menentukan kalau kartu kereta Abdus-Salaam terakhir digesek pada Senin malam, di pemberhentian kereta bawah tanah di tengah kota Manhattan.
Sambil menunggu rincian dari pemeriksaan tubuh Abdus-Salaam, polisi mewawancarai kerabat dan orang-orang yang mengenalnya. Walau Polisi berasumsi Abdus-Salaam bunuh diri, Boyce menegaskan almarhum tidak memakai obat antidepresi atau obat lain.
Hakim Muslim Pertama AS Ditemukan Terapung, Polisi Keukeh Bunuh Diri
Views:
0 Kommentare:
Posting Komentar